Cara Memulai Perusahaan White Label
Setelah mengetahui keuntungan dan kerugiannya di atas, berikut adalah beberapa saran yang dapat Anda ikuti jika Anda ingin memulai bisnis white label dengan produk.
Pertama, lakukan survei ke berbagai perusahaan manufaktur untuk menemukan supplier yang paling tepat untuk bisnis Anda.
Pilih supplier yang memenuhi standar atau tujuan bisnis Anda, termasuk lokasi, harga jual, dan kualitas produk.
Dengan membuat logo, brand, dan tagline sebagai strategi promosi, Anda mendefinisikan branding.
Dengan menampilkan iklan menarik di berbagai platform, Anda dapat menjual barang dan jasa Anda kepada pelanggan.
Nah, sekarang sudah tahu kan apa itu white label, contoh, hingga kelebihan dan kekurangannya.
Konsep ini diketahui dapat membantu memperlancar proses bisnis, sebab kamu dapat fokus melakukan pemasaran sementara supplier bertanggung jawab dalam hal produksi. Semoga artikel ini bermanfaat!
Peningkatan volume
Perusahaan yang menjual produk white label dapat meningkatkan volume penjualan dan mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar.
Perusahaan yang menjual produk white label dapat dengan mudah menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar atau konsumen, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam produksi dan distribusi.
Meningkatkan Efiensiensi Bisnis
Selain itu, menggunakan white label akan membuat bisnis Anda berjalan lebih cepat, lebih mudah, dan lebih efektif.
sehingga Anda dapat berkonsentrasi pada memaksimalkan proses marketing bisnis Anda untuk memastikan bahwa produk tersebut dapat laku di pasaran.
Menurunkan harga pokok selama operasi bisnis adalah keuntungan lain dari white label. Bagaimana bisa terjadi hal ini?
Jika Anda membeli barang dari pemasok dengan label putih, biasanya harganya lebih murah, terutama jika Anda membeli banyak.
Dengan cara ini, Anda dapat menaikkan harga jual untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
BACA JUGA : Jasa SEO Bali Profesional Tingkatkan Konversi
Kurangnya Kreativitas dan Inovasi
Selain itu, karena produk jenis ini diproduksi secara massal untuk mengurangi biaya operasional, white label biasanya tidak memiliki banyak inovasi.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa produk dengan white label lebih murah dan banyak dijual, dengan hanya merek dan logo yang membedakannya.
Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati saat bersaing dengan pesaing lainnya.
Membuat pengecer lebih fokus pada kompetensi inti bisnisnya
Dalam banyak kasus, produk yang akan dikembangkan oleh suatu bisnis ternyata tidak sesuai dengan bidang keahlian bisnis tersebut. Hal ini merupakan tindakan yang kurang cerdas. Pastikan bahwa Grameds memperhatikan solusi yang Grameds butuhkan dan bandingkan dengan sumber daya yang dimiliki untuk mencapainya.
Dari situlah pengusaha dapat menentukan apakah white label dapat membantunya untuk mencapai tujuan dengan lebih efisien. Produsen white label sangat mengetahui seluk-beluk produk yang mereka buat dan kembangkan. Sehingga, Grameds dapat mempercayakan kepada produsen untuk membuat produk yang dibutuhkan untuk dijual kembali.
Aksesoris hewan peliharaan
Jenis produk selanjutnya yang dapat dijual dengan menggunakan white label adalah aksesori hewan peliharaan, seperti tempat tidur, mainan, dan aksesori lainnya untuk hewan peliharaan.
Demikianlah penjelasan tentang apa itu white label dan beberapa contoh serta manfaatnya. Pelajari lebih lanjut tentang white label dan bisnis dengan membaca buku. Sebagai #SahabatTanpaBatas, gramedia.com selalu menyediakan berbagai macam buku berkualitas untuk menambah wawasan Grameds dalam berbagai bidang!
Membaca banyak buku dan artikel tidak akan pernah merugikan kalian, karena Grameds akan mendapatkan informasi dan pengetahuan #LebihDenganMembaca.
Penggunaan white label adalah hal penting untuk dipertimbangkan jika Anda berencana menjalankan bisnis.
Para pelaku bisnis ritel sering memilih white label sebagai salah satu cara untuk memulai bisnis mereka.
Konsep ini tidak hanya akan mempermudah branding, tetapi juga akan membantu mempercepat pertumbuhan bisnis Anda.
Namun, apakah Anda benar-benar tahu apa yang dimaksud dengan white label? Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hal itu, simak penjelasan berikut tentang definisi, fungsi, dan cara memulai bisnis white label!
White label adalah sebuah produk yang dijual oleh penjual dengan brand dagang sendiri tetapi diproduksi oleh pihak ketiga atau perusahaan manufaktur dikenal sebagai white label.
Dengan kata lain, produsen tanpa label merek menjual barang jadi kepada penjual, yang kemudian menjual kembali barang tersebut kepada penjual.
Ketika perusahaan A membeli 150 baju kaos dari produsen atau pabrik tanpa brand, ini adalah contoh penggunaan konsep white label.
Kemudian pakaian dikemas dan dijual kembali dengan merek perusahaan A. Inilah yang dimaksud dengan white label.
Bahan makanan, sembako, makanan ringan, pakaian, aksesori, dan banyak lagi adalah contoh produk dengan white label.
Masa Depan TIK dan PT Telkom
Masa depan TIK di Indonesia menjanjikan terus berkembang seiring dengan pesatnya inovasi teknologi global. PT Telkom akan terus memainkan peran yang signifikan dalam menghadapi tantangan dan peluang yang datang.
Beberapa tren yang mungkin memengaruhi masa depan TIK di Indonesia dan peran PT Telkom dalamnya termasuk:
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk adalah salah satu pemain kunci dalam sektor TIK dan telekomunikasi di Indonesia. Dengan beragam layanan telekomunikasi, PT Telkom terus berkontribusi dalam membentuk masa depan TIK di Indonesia.
Dengan begitu, kita akan terus menyaksikan perkembangan pesat di bidang TIK di Indonesia, yang akan membentuk masa depan yang lebih cerah bagi semua.
Llihat Juga : Perusahaan BUMN Terbesar di Indonesia
Apa itu white label β Ketika sedang pergi berbelanja di supermarket, mini market atau bahkan pasar tradisional, Grameds tentu akan melihat beberapa produk yang memiliki logo. Akan tetapi, tidak semua produk yang memiliki logo dibuat oleh pemilik logo tersebut. Hal ini dikarenakan ada produk yang dinamakan dengan white label.
White label artinya bukanlah label berwarna putih, akan tetapi istilah yang digunakan untuk produk yang tidak memiliki merek dan dapat dipasangi logo atau merek bisnis oleh pembelinya. Setelah mengetahui pengertian white label, apakah Grameds pernah melihat beberapa produk white label yang kembali dipasarkan?
Nah, mungkin Grameds tidak sadar, sebab produsen produk tidak akan menerangkan atau mengumumkan secara terang-terangan tentang produk white label, begitu pula dengan pemilik logo atau merek bisnis tersebut. Lalu, apa saja contoh dari produk white label dan apa itu white label? Simak hingga akhir dalam artikel berikut ini.
White label adalah istilah yang digunakan untuk produk atau layanan yang dikembangkan oleh satu perusahaan dan kemudian dijual atau ditawarkan kepada perusahaan lain dengan merek atau label mereka sendiri.
Dalam hal ini, perusahaan yang menjual produk atau layanan tersebut tidak mengklaim atau mengaku sebagai pengembangnya, tetapi menyediakannya sebagai produk atau layanan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan lain dengan merek mereka sendiri.
Istilah βwhite labelβ sendiri pertama kali muncul dalam industri rekaman musik, di mana sebuah rekaman yang dibuat oleh satu perusahaan rekaman (pabrikan) dikeluarkan kembali oleh perusahaan rekaman lain (pemasok grosir) tanpa perubahan apapun, hanya dengan mengganti label atau merek di sampul rekaman.
Ini dilakukan agar perusahaan grosir dapat menjual rekaman tersebut dengan merek mereka sendiri, dan menghindari biaya produksi rekaman baru. Istilah ini kemudian diadaptasi dalam berbagai industri lain, seperti teknologi, produk konsumen, dan jasa, di mana produk atau layanan dikembangkan oleh satu perusahaan dan kemudian dijual kembali oleh perusahaan lain dengan merek mereka sendiri.
White label muncul ketika sebuah perusahaan atau produsen mengeluarkan produk dengan merek yang ditentukan oleh pembeli atau pemasar, bukan dengan merek mereka sendiri.
Produk akhir dari white label kemudian terlihat seolah-olah dibuat oleh pihak yang memesannya. Produk ini dibuat oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab untuk memasarkan dan menjual produk yang sudah diberi label.
Praktik ini memberikan keuntungan bagi bisnis yang memesannya karena mereka tidak perlu melakukan semua proses produksi barang, sehingga dapat fokus pada pemasaran saja, sedangkan produsen fokus pada proses produksi saja. Keuntungan utama dari white label adalah menghemat waktu, energi, dan biaya perusahaan dalam hal produksi atau pemasaran.
Keuntungan lain dari white label adalah jika toko retail memiliki kesepakatan eksklusif dengan produsen, maka biaya transportasi rata-rata mungkin lebih rendah daripada biasanya.
Selain itu, perusahaan juga akan mendapat manfaat dari skala ekonomi dalam distribusi. Karena biaya transportasi yang rendah, pengecer dapat menjual produk dengan harga lebih murah, tetapi tetap memperoleh margin keuntungan yang lebih besar.
White label saat ini semakin populer, hal ini menunjukkan bahwa konsumen menjadi lebih sensitif terhadap harga dan kurang setia pada merek tradisional favorit mereka. Di banyak negara, pertumbuhan ini dapat merugikan pangsa pasar merek nasional yang merupakan produsen.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, bisnis white label melibatkan setidaknya dua pihak, yaitu produsen dan pengecer yang memasang logo mereka sendiri pada produk. Tentu saja, terjadi kesepakatan bisnis antara kedua pihak yang terlibat.
Membuat pengecer lebih fokus pada kompetensi inti bisnisnya
Dalam banyak kasus, produk yang akan dikembangkan oleh suatu bisnis ternyata tidak sesuai dengan bidang keahlian bisnis tersebut. Hal ini merupakan tindakan yang kurang cerdas. Pastikan bahwa Grameds memperhatikan solusi yang Grameds butuhkan dan bandingkan dengan sumber daya yang dimiliki untuk mencapainya.
Dari situlah pengusaha dapat menentukan apakah white label dapat membantunya untuk mencapai tujuan dengan lebih efisien. Produsen white label sangat mengetahui seluk-beluk produk yang mereka buat dan kembangkan. Sehingga, Grameds dapat mempercayakan kepada produsen untuk membuat produk yang dibutuhkan untuk dijual kembali.
Produsen membuat produk white label
Langkah pertama dari cara kerja white label tentunya dimulai oleh produsen yang membuat produk white label. Produk dapat berupa pakaian, makanan, minuman dan lainnya yang tidak memiliki logo, nama atau bahkan label dari produsen.
Pengecer membeli produk atau jasa white label
Pengecer kemudian akan membeli produk atau jasa white label setelah menetapkan sejumlah budget.