Masa kecil Nadiem Makarim

Nadiem Anwar Makarim lahir di Singapura pada tanggal 14 Juli 1984. Ayahnya bernama Nono Anwar Makarim adalah seorang pengacara yang cukup terkemuka dan juga aktivitas yang berasal dari Pekalongan. Sementara ibunya bernama Atika Algadri yaitu bekerja di bidang non-profit. Dimana ibu dari Nadiem Makarim merupakan putri dari salah seorang perintis Kemerdekaan Indonesia. Kemudian Nadiem Makarim juga memiliki dua saudara perempuan.

Untuk pendidikan yang ditempuh oleh Nadiem Makarim yaitu Ia mulai bersekolah SD di Jakarta, kemudian Ia lulus SMA di Singapura. Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas, pada tahun 2002 Nadiem Makarim melanjutkan pendidikannya di Brown University, Amerika Serikat dengan mengambil jurusan International Relations. Lalu selama setahun Nadiem memutuskan untuk mengikuti program exchange di London School of Economics. Selain itu, Nadiem juga melanjutkan pendidikannya ke Harvard Business School, di Harvard University dan lulus dengan gelar Master Business of Administration atau MBA.

Setelah Nadiem Makarim menyelesaikan pendidikannya, Nadiem Diketahui pernah bekerja di perusahaan Mckinsey dan juga Company yang merupakan sebuah perusahaan konsultan ternama yang berlokasi di Jakarta. Nadiem bekerja di perusahaan tersebut kurang lebih selama tiga tahun. Selain itu, Nadiem juga diketahui bekerja sebagai Co-Founder serta Managing Editor di Zalora Indonesia. Setelah itu, Nadiem bekerja sebagai Chief Innovation Officer Kartuku. Karena mempunyai pengalaman dari pekerjaan tersebut, Nadiem kemudian memberanikan diri untuk berhenti dari pekerjaan yang dijalaninya. Kemudian di tahun 2011, Nadiem mendirikan perusahaan yang bernama GO-JEK.

Biografi Nadiem Makarim

Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, pastinya Gojek sudah sukses melakukan revolusi industri dalam bidang transportasi ojek. Berbagai macam fitur telah disediakan oleh Gojek, mulai dari ojek online, pengiriman barang, belanja online, sampai pesan antar makanan. Semua inovasi tersebut berawal dari Nadiem Makarim. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai profil ataupun biografi Nadiem Makarim, berikut adalah ulasan selengkapnya.

Masuk dalam Daftar Pemimpin Muda dan Berpengaruh Besar

Kevin Aluwi sempat masuk ke dalam daftar “Forbes 30 Under 30 Asia”. Itu adalah suatu daftar anak muda yang dianggap sebagai pemimpin muda yang cukup menjanjikan, game changer, dan wiraswastawan yang cukup berbakat. Bisnis startup tersebut umumnya mengandalkan teknologi untuk membantu dalam mengembangkan bisnisnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika sebagian orang menilai bahwa bisnis startup adalah salah satu bisnis yang bergerak di bidang teknologi. Hal itulah yang membuat suatu gebrakan baru di dalam bidang teknologi. Sehingga nama Kevin mulai melambung seperti bisnis rintisannya yaitu Gojek.

Kevin Aluwi adalah lulusan dari University of Southern California, Marshall School of Business. Ia memang menjadi salah satu orang yang ada dibalik berdirinya perusahaan Gojek. Di dalam struktur perusahaan Gojek sendiri, Kevin pernah menjadi bagian analis di Salem Partners LLC dengan berkontribusi penuh dalam melakukan setiap peran strategis dengan cara mengadopsi business intelligence data ekosistem Gojek. Hingga mengembangkan sebuah inovasi produk serta pertumbuhan Gojek.

Keberhasilannya dalam mengembangkan bisnis rintisan membuatnya sering berbagi ilmu. Pada bulan Juli 2021 lalu, Kevin mencanangkan sebuah Program Muda Maju Bersama 1.00 startup yang dilakukan bersama dengan Telkom melalui Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI). Hal tersebut dilakukan guna memperoleh talenta digital dan juga eksplorasi inovasi, terlebih untuk daerah yang berada di wilayah timur Indonesia, seperti Papua, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi.

Program tersebut hadir sebagai sebuah wadah untuk talenta Indonesia untuk bisa mengembangkan keahlian dan kapabilitasnya di bidang digital dan bisa secara bebas mengeksplorasi dan juga mengekspresikan ide serta inovasinya untuk memberikan suatu solusi yang berkesinambungan.

Program Muda Maju Bersama 1.000 Startup diharapkan bisa membantu pemerintah yang memerlukan sekitar sembilan juta talenta digital dalam waktu lima belas tahun mendatang. Itu artinya, setiap tahunnya, diharapkan ada 600 digital talent yang harus didapatkan. Itu adalah angka yang cukup menantang, sebab hanya mengharapkan dari jalur pendidikan formal saja.

Oleh karena itu, setiap tahunnya alumni perguruan tinggi harus siap menjadi digital talent yang mungkin jumlahnya masih dibawah seratus ribu. Maka, negara hanya mempunyai shortage ataupun gap digital yang cukup besar setiap tahunnya. Sehingga tidak ada salahkan jika Kevin menaruh harapan besar kepada startup baru. Terlebih startup lokal yang dapat mengembangkan teknologi dan inovasi seperti yang sudah dilakukan oleh Gojek.

Cerita Dari Ide Bisnis GO-JEK

Ide bisnis dari layanan transportasi Gojek awalnya Nadiem peroleh saat berdiskusi dengan tukang ojek langganannya. Nadiem sendiri jarang menggunakan mobilnya karena mobilitasnya yang cukup tinggi. Sehingga Ia kerap atau hampir setiap hari menggunakan tukang ojek untuk mengantarkan ke tempat kerjanya supaya dapat menembus kemacetan Jakarta. Pada saat itu, Nadiem masih bekerja sebagai Chief Innovation Officer Kartuku dan Co-Founder dan juga Managing Editor Zalora Indonesia. Dari perbincangan Nadiem dengan tukang ojek langganannya, Ia mulai menemukan kenyataan bahwa sebagian besar tukang ojek banyak menghabiskan waktu untuk menunggu para pelanggan saja. Bahkan sangat sulit untuk menemukan pelanggan yang mau menggunakan jasanya. Padahal kenyataannya, tukang ojek tersebut akan memperoleh pendapatan yang cukup apabila mereka bisa mempunyai banyak penumpang.

Akan tetapi, Nadiem Makarim melihat bahwa ketersediaan jenis transportasi yang satu ini tidak terlalu banyak dibandingkan dengan jenis transportasi lainnya. Dengan begitu, kerap kali cukup susah untuk dicari. Nadiem Makarim memiliki keinginan untuk menyediakan transportasi ojek dimana saja dan kapan saja saat dibutuhkan. Apabila dilihat dari sisi kemacetan Jakarta yang semakin parah, pastinya akan sangat dibutuhkan layanan transportasi yang cepat dan pengiriman yang cepat supaya bisa membantu masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Dari permasalahan itulah Nadiem melihat peluang dalam membuat sebuah layanan yang dapat menghubungkan antara pengemudi ojek dan para penumpang.

Cerita Dari Ide Bisnis GO-JEK

Ide bisnis dari layanan transportasi Gojek awalnya Nadiem peroleh saat berdiskusi dengan tukang ojek langganannya. Nadiem sendiri jarang menggunakan mobilnya karena mobilitasnya yang cukup tinggi. Sehingga Ia kerap atau hampir setiap hari menggunakan tukang ojek untuk mengantarkan ke tempat kerjanya supaya dapat menembus kemacetan Jakarta. Pada saat itu, Nadiem masih bekerja sebagai Chief Innovation Officer Kartuku dan Co-Founder dan juga Managing Editor Zalora Indonesia. Dari perbincangan Nadiem dengan tukang ojek langganannya, Ia mulai menemukan kenyataan bahwa sebagian besar tukang ojek banyak menghabiskan waktu untuk menunggu para pelanggan saja. Bahkan sangat sulit untuk menemukan pelanggan yang mau menggunakan jasanya. Padahal kenyataannya, tukang ojek tersebut akan memperoleh pendapatan yang cukup apabila mereka bisa mempunyai banyak penumpang.

Akan tetapi, Nadiem Makarim melihat bahwa ketersediaan jenis transportasi yang satu ini tidak terlalu banyak dibandingkan dengan jenis transportasi lainnya. Dengan begitu, kerap kali cukup susah untuk dicari. Nadiem Makarim memiliki keinginan untuk menyediakan transportasi ojek dimana saja dan kapan saja saat dibutuhkan. Apabila dilihat dari sisi kemacetan Jakarta yang semakin parah, pastinya akan sangat dibutuhkan layanan transportasi yang cepat dan pengiriman yang cepat supaya bisa membantu masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Dari permasalahan itulah Nadiem melihat peluang dalam membuat sebuah layanan yang dapat menghubungkan antara pengemudi ojek dan para penumpang.

Sejarah Berdirinya Gojek Indonesia

Apakah kamu adalah salah satu orang yang sering menggunakan layanan ojek untuk mengantarkan ke suatu tempat, misalnya sekolah ataupun kantor? Layanan transportasi memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Tanpa adanya layanan transportasi, kita tidak mungkin bisa dengan mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Seperti halnya contoh di atas, bayangkan saja bila kamu harus jalan kaki dari rumah ke kantor ataupun tempat kerja lain yang jauh. Cara bepergian seperti itu pastinya akan cukup merepotkan dan juga melelahkan. Di sisi lain, tak semua orang juga memiliki kendaraan pribadi ataupun bisa mengendarai kendaraannya sendiri.

Khususnya di kota besar dan padat seperti halnya Jakarta, dimana tingkat kemacetannya sangat tinggi karena banyaknya kendaraan pribadi yang berlalu lalang di jalan raya. Faktor kemacetan tersebut yang menjadikan sebagian besar orang tidak mau mempunyai kendaraan pribadi. Sebab, mereka menganggap bahwa kendaraan mereka ikut berkontribusi dalam membuat kondisi kemacetan Jakarta semakin parah. Semua faktor yang sudah disebutkan tadi menjadikan banyak orang akhirnya memilih untuk menggunakan transportasi ojek online ataupun transportasi umum lainnya. Layanan transportasi ojek online Gojek dianggap oleh sebagian besar orang sebagai salah satu jawaban dan solusi yang cukup pas, mudah, cepat, dan juga praktis untuk memenuhi kebutuhan jasa transportasi antar kota.

Aplikasi Gojek diluncurkan ke masyarakat secara umum di Indonesia pertama kali di tahun 2010, tepatnya di wilayah DKI Jakarta. Sampai hari ini, Aplikasi Gojek Indonesia sudah diunduh dan digunakan oleh pengguna hingga lebih dari 50 juta kali. Aplikasi Gojek juga telah beroperasi di bidang transportasi online di berbagai kota yang ada di wilayah Indonesia. Bahkan, Gojek juga telah berekspansi sampai ke negara-negara yang ada di wilayah Asia Tenggara, seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand. Di negara-negara tersebut, aplikasi Gojek Indonesia juga telah sukses bersaing dengan jasa transportasi yang sudah lebih dulu berkembang, misalnya Grab dan Uber.

Perkembangan Gojek di tangan Kevin Aluwi

Di bawah naungan Kevin, Gojek sudah tumbuh dengan pesat dan memproses sekitar 2 miliar transaksi per tahunnya. Dimana dalam kepemimpinannya, Perusahaan Gojek telah melakukan fundraising atau proses pengumpulan anggaran yang membuat beberapa perusahaan papan atas mulai melirik ke Gojek. Misalnya saja Google, Tencent, Sequoia, dan juga Temasek serta Astra International sebagai salah satu investor lokal mereka.

Tak hanya itu saja, dalam upaya mengembangkan sayapnya, Gojek juga berhasil melakukan sebuah ekspansi yang dibuktikan dengan adanya peluncuran layanan di Singapura, Vietnam, dan Thailand. Gojek sendiri sudah mengakui bahwa dirinya adalah salah satu aplikasi on-demand yang paling banyak dipakai di Indonesia. Seperti misalnya jasa pesan-antar makanan serta pembayarannya yang sudah menggantikan jasa transportasi. Di tangan Kevin, Gojek menjadi perusahaan bervaluasi lebih dari 10 miliar dolar.

Selain menggandeng perusahaan Global, Gojek juga sukses menggandeng Tokopedia. Dimana keduanya memutuskan untuk merger dan membuat nama baru yaitu GoTo. GoTo merupakan grup teknologi yang cukup besar di Indonesia yang menyediakan ekosistem andal untuk berbagai macam solusi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pembentukan grup GoTo ini adalah sebuah kolaborasi usaha dan juga kolaborasi terbesar yang dilakukan oleh perusahaan internet dan layanan media yang ada di Asia sampai saat ini.

GoTo sendiri dalam hal ini akan menyatukan kekuatan dari dua perusahaan teknologi dengan cara menciptakan solusi yang unik dan juga saling melengkapi secara global. Caranya yaitu dengan mengkombinasikan layanan e-commerce, transportasi, keuangan, dan pengiriman makanan serta barang. Selain itu, GoTo juga menciptakan sebuah platform konsumen digital yang cukup besar di Indonesia serta melayani sebagian besar keperluan konsumsi rumah tangga. Kedepannya, jaringan mitra usaha dan juga mitra driver yang ada di dalam grup GoTo akan saling melengkapi dengan menghadirkan berbagai pilihan barang serta jasa yang dinilai tidak tertandingi.

Demikian penjelasan mengenai siapa pendiri Gojek dan perkembangan Gojek dari waktu ke waktu hingga akhirnya bisa menjadi salah satu perusahaan digital yang cukup besar di Indonesia. Bagaimana, apakah kamu salah satu orang yang sering menggunakan layana Gojek?

Pendiri Gojek – Layanan transportasi adalah salah satu hal yang selalu kita gunakan dan manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat tiga jenis layanan transportasi yang cukup dikenal oleh masyarakat secara umum di seluruh dunia, antara lain transportasi darat, transportasi udara, dan transportasi laut. Dari ketiga jenis transportasi tersebut, transportasi darat adalah jasa pengangkutan yang paling sering digunakan oleh masyarakat untuk kehidupan sehari-hari.

Sesuai dengan namanya, transportasi darat merupakan layanan pengantaran yang beroperasi di wilayah daratan. Layanan transportasi yang satu ini dapat mengangkut manusia, benda, ataupun barang dari satu lokasi ke lokasi lain dan dari satu alamat ke alamat lainnya. Di Indonesia, ada banyak jenis transportasi darat yang bisa kita gunakan, antara lain jasa ojek, taksi, angkot, bus, becak, dan masih banyak lagi.

Bari di tahun 2000-an, layanan ojek di Indonesia mulai berubah dan berkembang ke sistem online. Bila dulu layanan ojek hanya dapat kita temukan secara tradisional. Misalnya kita harus ke pos ojek dulu supaya bisa menggunakan layanan tersebut. Tapi beda dengan zaman sekarang, dimana kita bisa memesan layanan ojek dari mana saja dan kapan saja.

Jasa ojek online tersebut sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat dengan nama Gojek Indonesia. Gojek sendiri memiliki nama lain yaitu PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Fokus utama dari layanan Gojek yaitu untuk memudahkan siapapun untuk melakukan pemesanan ojek via online. Aplikasinya pun sudah bisa diunduh secara gratis melalui smartphone kamu.

Inovasi ojek online pertama di Indonesia ini adalah sebuah karya dari seorang putra bangsa yang bernama Nadiem Makarim. Atas inovasinya tersebut, Nadiem akhirnya bisa menolong dan membantu banyak masyarakat Indonesia. Kemudian pada tahun 2020, Nadiem diangkat menjadi Menteri Pendidikan Republik Indonesia.

Walaupun begitu, perkembangan perusahaan Gojek tetap berjalan dengan maksimal, bahkan semakin maju dari tahun ke tahun. Sebelum membahas perkembangan Gojek dari waktu ke waktu, alangkah lebih baik jika kita membahas mengenai perjalanan karir si pendiri Gojek yaitu Nadiem Makarim.

Kevin Aluwi Pendiri Gojek yang Berperan Aktif Kembangkan Bisnis Rintisan

Nama Kevin Aluwi memang tidak sepopuler pendiri Gojek Nadiem Makarim. Namun pada kenyataannya, sosok pria tersebut memiliki andil besar dalam kemajuan Gojek. Kevin Aluwi lahir di Jakarta pada tanggal 1 September 1986. Ia adalah salah satu pendiri Gojek selain Nadiem Makarim. Setelah Nadiem Makarim pamit dari Gojek, perlahan nama Kevin terdengar dan semakin diperhitungkan saat Ia mengambil peran yang sebelumnya diemban oleh Nadiem. Setelah Nadiem Makarim diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kevin mulai diberi kekuasaan untuk menjadi Co-CEO menggantikan Nadiem Makarim.

Kevin menjadi salah satu orang yang turut memberikan andil besar dan juga warna yang berbeda di dalam industri telekomunikasi, khususnya untuk bisnis startup. Dari bisnis yang kaya akan ide dan inovasi itulah yang bisa memberi solusi bagi setiap permasalahan yang dihadapi oleh konsumen.

Kevin Aluwi Pendiri Gojek yang Berperan Aktif Kembangkan Bisnis Rintisan

Nama Kevin Aluwi memang tidak sepopuler pendiri Gojek Nadiem Makarim. Namun pada kenyataannya, sosok pria tersebut memiliki andil besar dalam kemajuan Gojek. Kevin Aluwi lahir di Jakarta pada tanggal 1 September 1986. Ia adalah salah satu pendiri Gojek selain Nadiem Makarim. Setelah Nadiem Makarim pamit dari Gojek, perlahan nama Kevin terdengar dan semakin diperhitungkan saat Ia mengambil peran yang sebelumnya diemban oleh Nadiem. Setelah Nadiem Makarim diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kevin mulai diberi kekuasaan untuk menjadi Co-CEO menggantikan Nadiem Makarim.

Kevin menjadi salah satu orang yang turut memberikan andil besar dan juga warna yang berbeda di dalam industri telekomunikasi, khususnya untuk bisnis startup. Dari bisnis yang kaya akan ide dan inovasi itulah yang bisa memberi solusi bagi setiap permasalahan yang dihadapi oleh konsumen.

Masuk dalam Daftar Pemimpin Muda dan Berpengaruh Besar

Kevin Aluwi sempat masuk ke dalam daftar “Forbes 30 Under 30 Asia”. Itu adalah suatu daftar anak muda yang dianggap sebagai pemimpin muda yang cukup menjanjikan, game changer, dan wiraswastawan yang cukup berbakat. Bisnis startup tersebut umumnya mengandalkan teknologi untuk membantu dalam mengembangkan bisnisnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika sebagian orang menilai bahwa bisnis startup adalah salah satu bisnis yang bergerak di bidang teknologi. Hal itulah yang membuat suatu gebrakan baru di dalam bidang teknologi. Sehingga nama Kevin mulai melambung seperti bisnis rintisannya yaitu Gojek.

Kevin Aluwi adalah lulusan dari University of Southern California, Marshall School of Business. Ia memang menjadi salah satu orang yang ada dibalik berdirinya perusahaan Gojek. Di dalam struktur perusahaan Gojek sendiri, Kevin pernah menjadi bagian analis di Salem Partners LLC dengan berkontribusi penuh dalam melakukan setiap peran strategis dengan cara mengadopsi business intelligence data ekosistem Gojek. Hingga mengembangkan sebuah inovasi produk serta pertumbuhan Gojek.

Keberhasilannya dalam mengembangkan bisnis rintisan membuatnya sering berbagi ilmu. Pada bulan Juli 2021 lalu, Kevin mencanangkan sebuah Program Muda Maju Bersama 1.00 startup yang dilakukan bersama dengan Telkom melalui Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI). Hal tersebut dilakukan guna memperoleh talenta digital dan juga eksplorasi inovasi, terlebih untuk daerah yang berada di wilayah timur Indonesia, seperti Papua, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi.

Program tersebut hadir sebagai sebuah wadah untuk talenta Indonesia untuk bisa mengembangkan keahlian dan kapabilitasnya di bidang digital dan bisa secara bebas mengeksplorasi dan juga mengekspresikan ide serta inovasinya untuk memberikan suatu solusi yang berkesinambungan.

Program Muda Maju Bersama 1.000 Startup diharapkan bisa membantu pemerintah yang memerlukan sekitar sembilan juta talenta digital dalam waktu lima belas tahun mendatang. Itu artinya, setiap tahunnya, diharapkan ada 600 digital talent yang harus didapatkan. Itu adalah angka yang cukup menantang, sebab hanya mengharapkan dari jalur pendidikan formal saja.

Oleh karena itu, setiap tahunnya alumni perguruan tinggi harus siap menjadi digital talent yang mungkin jumlahnya masih dibawah seratus ribu. Maka, negara hanya mempunyai shortage ataupun gap digital yang cukup besar setiap tahunnya. Sehingga tidak ada salahkan jika Kevin menaruh harapan besar kepada startup baru. Terlebih startup lokal yang dapat mengembangkan teknologi dan inovasi seperti yang sudah dilakukan oleh Gojek.